Kehadiran pabrik AQUA Klaten yang berdiri sejak 21 tahun lalu telah memberikan dampak langsung bagi masyarakat sekitar industri, baik dari sisi ekonomi, pelestarian lingkungan, dan juga kesempatan pekerjaan bagi lebih dari 800 penduduk lokal.
Hal ini sesuai dengan komitmen Danone Aqua Group dalam menjalankan bisnisnya yang selalu berpegang pada prinsip komitmen ganda, di mana kesuksesan bisnis harus sejalan dengan inovasi sosial.
Tahun ini, Klaten kembali memenangkan Adipura 2022, dimana Aqua Danone ikut berkontribusi pada salah satu faktor penilaian yaitu pengelolaan sampah di dua titik pantau yang menjadi wilayah binaan Danone Aqua.
Danone Aqua sendiri memiliki beberapa bank sampah di beberapa desa di Klaten sebagai sarana pengembangan masyarakat untuk mendayagunakan masyarakat sekitar kawasan industri dengan tujuan peningkatan ekonomi. Dengan adanya bank sampah di sekitar pabrik Danone Aqua, terbukti berkontribusi terhadap peningkatan taraf hidup masyarakat sekitar.
Sriyono, yang merupakan ketua bank sampah Rukun Santoso juga memberikan respon positif dalam program ini. Menurutnya, bank sampah Rukun Santoso lebih berfokus pada pengolahan sampah untuk kerajinan tangan atau unit kreasi.
“Setiap tahunnya, omset bank sampah selalu meningkat sekitar 30-40 persen. Hal itu menunjukkan masyarakat sekitar program mendapatkan keuntungan dari segi ekonomi,” ujarnya dalam keterangan resminya di Jakarta, Minggu (9/4/2023).
Iswadi, yang merupakan ketua bank sampah Margo Saras, mengatakan program bank sampah ini mampu memberikan dampak positif kepada masyarakat Polanharjo. Menurutnya, program ini mampu mengubah pola pikir dan pola hidup masyarakat menjadi lebih bersih dan peduli pada pengolahan limbah dan sampah.
“Selain itu, bank sampah Margo Saras juga menjadi program percontohan bagi bank sampah dari desa lain karena manajemen dan pengelolaan sampah di sini lebih lengkap, sehingga banyak warga dari desa lain bergabung menjadi nasabah di bank sampah Margo Saras,” tukasnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Klaten, Srihadi mengatakan sangat mendukung program ini dan berharap dapat bersinergi untuk mewujudkan sistem pengelolaan sampah yang lebih baik.
“Di masa mendatang sampah seyogyanya dikelola semakin baik dari hulu, baik itu oleh masyarakat ataupun juga pelajar di sekolah. Pada akhirnya sampah yang di TPA nantinya hanya sampah yang tidak bisa diolah di masyarakat,” ujarnya.
Adapun selain pengelolaan sampah, untuk menjamin ketersediaan air di sejumlah dusun di lereng Gunung Merapi, Pabrik Aqua Klaten menggandeng Fakultas Teknik Geologi, Universitas Gadjah Mada membangun Embung Tirtamulya yang terletak di dukuh pucang, Tegalmulyo, kecamatan Kemalang, Klaten pada tahun 2016.
Embung seluas 0,6 ha memiliki kedalaman 5 meter dan mampu menampung volume air hujan hingga 10.000 meter persegi. Embung ini tidak hanya mengatasi kesulitan air bersih di beberapa desa, tetapi yang tidak kalah penting adalah fungsi sosialnya sebagai tempat berinteraksi masyarakat, untuk belajar lebih mengenali dan menghargai air dan kehidupan.
Program pelestarian lingkungan lainnya yang dilakukan oleh CSR Danone Aqua di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah adalah Water Sanitation and Hygine (WASH). Program ini dilakukan dengan menjalin kerjasama dengan Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan (LPTP) Surakarta di Daerah Aliran Sungai (DAS) Pusur yang bertujuan untuk melestarikan air tanah, sehingga kebutuhan masyarakat akan air tetap terpenuhi meskipun berada di sekitar perusahaan air dalam kemasan.
Sumber: wartaekonomi.co.id