Ad image

Tradisi Syawalan, Ribuan Masyarakat Klaten Berebut 25 Gunungan Ketupat

DesaKlaten.com
3 Min Read

Klaten – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten kembali menggelar Tradisi Syawalan di Bukit Sidoguro, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat. Sebanyak 25 gunungan ketupat ramai jadi rebutan warga.
Bupati Klaten Sri Mulyani tampak hadir sejak pukul 09.45 WIB, berjalan kaki dari gerbang Bukit Sidoguro diikuti kirab 25 gunungan dari Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) dan instansi-instansi di Kabupaten Klaten.

Acara dibuka dengan penampilan tari selamat datang dari Omah Wayang Klaten. Dilanjutkan dengan pembacaan doa, laporan kegiatan, serta sambutan dari Sri Mulyani.

“Semoga sampai acara ini selesai, bagi seluruh masyarakat Klaten yang akan menerima ketupat semoga menjadi berkah, semoga menjadi sehat,” kata Sri Mulyani dalam sambutannya di amfiteater Bukit Sidoguro, Rabu (17/4/2024).

Begitu sambutan selesai diberikan, ribuan masyarakat Klaten yang berada di amfiteater Bukit Sidoguro lantas memperebutkan 25 gunungan berisi ketupat, berbagai hasil bumi, dan makanan.

Sri Mulyani mengatakan tradisi Syawalan Ngapuro Ing Ngapuro Tumuju Ing Fitri yang digelar di Bukit Sidoguro ini merupakan tradisi turun temurun dari para leluhur. Selain itu, tradisi tersebut juga bertujuan sebagai ajang silaturahmi masyarakat dengan jajaran Pemkab Klaten.

“Saya selaku Bupati dan jajaran Forkopimda ketemu dengan masyarakat, menyapa masyarakat, dengan momen yang tepat ini juga kami menyampaikan mohon maaf lahir batin,” terangnya.

Selain menyediakan 25 gunungan berisi ketupat dan hasil bumi, 1.000 porsi ketupat opor siap santap untuk dibagikan kepada masyarakat yang hadir. Masyarakat yang sudah memadati obyek wisata Sidoguro sejak pukul 07.00 WIB itu pun tampak antusias mengikuti Tradisi Syawalan itu hingga akhir.

“Sebenarnya ini adalah sedekah bumi, sedekah pemerintah daerah untuk masyarakat. Menghibur masyarakat, minta maaf kepada masyarakat, menyenangkan masyarakat, yang terakhir mempromosikan aset wisata kita,” jelasnya.

Sebanyak 25 gunungan itu pun sudah ludes kurang dari 15 menit. Salah satu warga asal Trucuk, Lili (45) yang berhasil mendapatkan satu kantong plastik berisi ketupat dan sayur-sayuran, mengatakan sangat antusias mengikuti tradisi yang digelar tiap tahun itu.

“Tadi sudah di sini dari 07.30 WIB, terus ini alhamdulillah dapat ketupat, terong, kacang panjang. Nanti buat dimasak di rumah,” kata Lili kepada detikJateng.

Sementara salah satu warga asal Klaten Selatan, Nur Aisyah (46) yang juga berhasil mendapatkan ketupat dan berbagai sayuran mengatakan, akan menggantungkan ketupatnya di sawah, sesuai dengan ajaran leluhurnya.

“Nanti ketupat digantung di pintu. Biasanya kalau orang Jawa itu yang punya sawah itu taruh di situ. Kalau rumah ya digantung di pintu. Biar ada keberkaham, karena sama orang tua dulu diajarin gitu,” ungkapnya.

https://www.detik.com/jateng/berita/d-7297218/tradisi-syawalan-ribuan-masyarakat-klaten-berebut-25-gunungan-ketupat.

Share This Article
Follow:
DesaKlaten.com adalah sebuah blog sederhana yang berisi informasi dari berbagai media online yang kami sajikan kembali dengan tujuan untuk mengingatkan kembali akan harmonisasi sebuah desa yang penuh dengan Anugerah Tuhan YME.