Di klaten seorang millenial usia 15 tahun, Temenku Lima Benua (Liben) menggelar pameran dari sampah yang berjumlah 30 buah dengan panjang mencapai 32,4 meter. Pameran yang mengusung tema Pilah sampah dari rumah.
Temanku Lima Benua (Liben) saat pembukaan pameran menyampaikan, dalam pameran ini ditampilkan sekitar 30 karya seni yang semuanya merupakan hasil daur ulang sampah-sampah rumah tangga yang dikumpulkan sejak beberapa waktu yang lalu.
“Adapun karya utama dari 30 karya yang ditampilkan yakni lukisan sepanjang 32,4 meter yang terbuat dari media kertas bekas dengan bahan lukisnya memakai arang dan injet. Karya ini menceritakan mulai dari peresmian TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Leuwigajah di Jawa Barat sampai dengan terjadinya tragedi longsor yang memakan korban sekitar 154 orang,”katanya saat mengadakan pameran pada Senin pagi (22/2/2021) di sanggarnya dukuh Geritan, Desa Belangwetan, Klaten Utara.
Liben menuturkan, disaat pandemi ini ada sampah yang lebih berbahaya yaitu sampah medis. Hal tersebut kalau tidak dikelola dengan benar, menurutnya akan menimbulkan masalah baru.
Menurut wanita yang akrab disapa Liben itu, Hari Peduli Sampah Nasional diperingati setiap tanggal 21 Pebruari untuk mengingatkan tragedi Leuwigajah pada tahun 2005 agar jangan sampai terulang lagi.
Menurut Liben, ia dibantu teman-temannya berhasil menyelesaikan gambar dengan media kertas, arang dan injet sepanjang 32,4 meter. Ia menambahkan, bahan yang digunakan semuanya berasal dari bahan-bahan bekas.
Gambar tersebut menurutnya menceritakan dimulainya peresmian TPA Leuwigajah hingga terjadinya tragedi longsor dengan korban jiwa 154 orang.
“Itu merupakan tragedi terbesar nomor dua di dunia setelah tragedi longsor Payatas di Filipina pada 10 Juli 2000 lalu,” katanya.
Ia menambahkan, di saat pandemi seperti ini ada sampah yang lebih berbahaya yaitu sampah medis yang jika tidak dikelola dengan benar akan menimbulkan masalah baru.
Meskipun pembakaran atau insenerasi dulu pernah dilarang karena asap dan abunya bisa menimbulkan limbah B3 (bahan beracun dan berbahaya).
“Kami berharap pemerintah memberikan perhatian khusus pada (pengelolaan limbah medis terutama pada masker dan APD yang sekali pakai,” pungkasnya.
Dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional(HPSN), Sanggar Lima Benua bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Klaten, serta PT Tirta Investama (PT TIV) Klaten menyelenggarakan pameran secara Virtual terkait “Bahayanya Sampah” di dukuh Geritan, Desa Belangwetan, Klaten Utara, Klaten. Senin, (22/2/2021)
Penanggung jawab pameran, Temanku Lima Benua mengatakan pelaksanaan pameran Ini adalah persiapan untuk menuju 5 juni 2021, yaitu memperingati hari lingkungan hidup. Pelaksanaan pameran dilaksanakan pada tanggal 21 hingga 25 februari 2021, karena memperingati hari peduli sampah nasional. kemarin malam, peluncuran pameran secara virtual sudah dilakukan dan pada 22 februari ini pembukaan video virtualnya.
“ Yang ingin kami sampaikan bahwa, sampah itu musuh bersama yang sangat berbahaya, dan kita harus mengetahui mengapa hari peduli sampah itu diperingati, dan di Indonesia, karena tanggal 21 februari 2005 tersebut merupakan trageiy terbesar didunia, tentang masalah sampah. tragedi longsornya Tempat Penampungan Akhir (TPA) Sampah di Leuwigajah Bandung, Jawa Barat tahun 2005 yang memakan korban lebih dari 157 jiwa, 309 rumah dan dua desa tenggelam akibat sampah” katanya.
Temanku Lima Benua atau yang sering dipanggil Liben, menambahkan, dalam pameran kali ini Ada karya utama dari 30 karya yang ditampilkan yakni lukisan sepanjang 32,4 meter yang terbuat dari media kertas bekas dengan bahan lukisnya memakai arang dan injet. Lukisan tersebut menceritakan mulai dari peresmian TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Leuwigajah di Jawa Barat sampai dengan terjadinya tragedi longsor yang memakan korban.
Dalam kesempatan tersebut, juga dicanangkan gerakan “Pilah Sampah Dari Rumah“, denan harapan, gerakan ini akan memunculkan peran aktif warga masyarakat untuk memilah milah sampah rumah tangga. Dimana barang yang masih bisa didaur ulang disisihkan dan kemudian bisa dijual di bank sampah.
“Harapan kami, dengan adnya pameran sampah ini dapat menjadi salah satu faktor pendorong bagi masyarakat agar mulai memilah sampah rumah tangga dan tidak membuang sampah sembarangan,” harapnya.
Sedang Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kabupaten Klaten Srihadi menyambut baik dan mengapresiasi pameran “Bahayanya Sampah” ini. Menurutnya, DLHK Klaten telah memprogramkan pengurangan sampah.
Pengelolaan sampah di Klaten ada dua, yaitu DLHK dan DPU, dimana penanganan sampahnya ada di DPU dan pengurangan sampahnya ada di DLHK klaten. Sesuai data, sampah di klaten jawa tengah, hamper setiap harinya ada 300 ton sampah, yang dikelola DPU di 20 kecamatan. Guna mengurangi jumlah sampah, DLHK memaksimalkan 13 TPS, 60 Bank sampah, sekolah adiwiyata, serta pengeloaan sampah lainnya.
“Sampah kalau tidak kelola dengan baik, bisa berbahaya. Maka dengan momen pameran ini kami mengajak kepada seluruh masyarakat untuk mengelola sampah dimulai dari keluarga. Ayo pilah sampah” ajaknya.(h-d)
Sumber: salfamedia, suaramedia.id, kasihinfo.com