Klaten, Jenuh menjadi buruh di bidang bangunan, pemuda asal Desa Bogem, Kecamatan Bayat ini memilih pulang kampung
di desanya dengan fokus menanam melon. Dawet Bayat.i tu sudah dilakukan sejak setahun lalu dan dibangun menggunakan dana desa.2023.
Kapasitas green house beragam, mulai untuk 450 tanaman hingga 1.000an tanaman.Salah satu kampung di Desa Bogem itu bernama Cendolan karena mayoritas warga di kampung tersebut menjadi pedagang dawet.Kualitas melon hasil produksi dari green house yang dikembangkan Rudi memiliki kualitas premium.Promosi Kepala Desa (Kades) Bogem, Tri Raharja, mengatakan pada panen perdana, BUM Desa bisa mendapatkan omzet sekitar Rp30 juta.Rudi sudah memiliki jejaring pedagang partai pesar yang siap menampung melon yang dia produksi.Nah, nama Dukuh Cendolan itu tercetus karena di kampung itu banyak yang membuat cendol untuk dawet,” kata Sekretaris Desa (Sekdes) Bogem, Sungkono, saat ditemui Solopos.Melon-melon tersebut dipasarkan ke kalangan menengah ke atas.Selain itu, ada pula dua atlet voli mancanegara untuk memperkokoh kekuatan tim, yaitu Isac Viana Santos dari Brazil dan Rozalin Penchev asal Bulgaria.
Rudi menanam berbagai varietas melon.Sungkono menceritakan cendol cikal bakal dawet Bayat bermula dari seorang warga Bogem berjualan dawet di wilayah Jogja pada 1980-an.Raharja menjelaskan prospek budi daya melon menggunakan green house cukup menjanjikan, termasuk mendongkrak PADes Bogem.Harga melon dari petani bervariasi tergantung varietas.Ada yang seharga Rp18.Dia kemudian berjualan keliling kampung memilkul bahan dawet.000 per kg.000 per tahun.“Yang paling ramai melon varietas Inthanon,” kata Rudi Soal kendala budi daya, Rudi menjelaskan tanaman melon kerap “rewel”.Satu per satu warga kemudian berbondong-bondong berjualan dawet.Sementara, Rozalin Penchev berusia lebih muda dari Isac, yakni 29 tahun.
Lengah sedikit produksi tak maksimal bahkan tanaman mati.Lantaran hal itu, Rudi dibantu dua karyawan secara rutin mengecek tanaman termasuk pemberian nutrisi.Kini, ada sekitar 200 warga Bogem terutama dari Dukuh Cendolan yang sehari-hari berjualan dawet.Guna membangun green house berukuran 400 meter persegi memanfaatkan tanah kas desa beserta modal awal budi daya melon, Pemdes sebelumnya mengalokasikan anggaran sekitar Rp185 juta.Pilihannya bertanam melon di dalam green house lantaran sawah di desanya termasuk sawah tadah hujan alias hanya mengandalkan air hujan untuk irigasi.Selain itu, bertanam menggunakan green house dengan sistem hidroponik relatif lebih aman dari serangan hama dan penyakit.Salah satu yang terkenal yakni pedagang yang berjualan di Kalasan, Sleman, DIY.Meski, dia tak menampik modal awal yang dikeluarkan untuk membangun green house “ Green house itu bisa dibilang modal tetap.Salah satu pengelola BUM Desa Bogem, Rudi Raharjo, 27, mengatakan budi daya melon menggunakan green house itu dilakukan dengan sistem hidroponik.Kebolehan tim yang dilatih oleh Agus Jumaedi itu dibuktikan di pertandingan perdana di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung.
Sementara untuk biaya tanam itu modal tidak tetap.Para pedagang dawet asal Bogem pun kini membentuk paguyuban bernama Paguyuban Cendol Dawet.Modal produksi itu tergantung faktor cuaca juga.Kalau mau hemat bisa diurus sendiri,” kata dia.Tak hanya itu, mereka saban bulan menggelar pertemuan rutin.Kualitas melon yang dihasilkan dari budi daya tersebut yakni melon premium yang biasa dijual di supermarket.Soal omzet, Rudi mengatakan rata-rata per bulan omzet yang dia peroleh sekitar Rp25 juta.Nilai itu masih dipotong untuk biaya produksi.Kepala Desa (Kades) Bogem, Tri Raharja, juga menjelaskan sejak lama Bogem dikenal sebagai sentra para pedagang dawet Bayat.Dalam setiap laga voli ia mampu melakukan spike block 310 cm.
Meski sukses bertanam melon, Rudi tak berhenti berinovasi.Soal harga, Rudi mengatakan bervariasi tergantung jenisnya.Dia memiliki rencana untuk membudidayakan jenis tanaman lainnya.Sebagian generasi muda di desa setempat pun tak canggung berjualan dawet keliling kampung.Dia juga berharap petani di wilayahnya mulai tertarik mengembangkan budi daya tanaman menggunakan green house.
Sumber: https://headtopics.com/id/