Taman Kehati milik PT Tirta Investama (Aqua) Klaten, menyimpan berbagai spesies tanaman langka. Di lahan seluas 4,8 hektar yang terketak di Polanharjo Klaten ini terdapat lebih dari 200 spesies tanaman tumbuh subur di taman tersebut, sedangkan jumlah populasi mencapai lebih dari 1.000 tanaman.
Stakeholder Relation Manajer Aqua Klaten, Rama Zakaria mengemukakan, Taman Kehati (keanekaragaman hayati) sebagai sarana edukasi pada pelajar dan mahasiswa, untuk mencegah pencurian materi genetik kekayaan hayati (biopiracy). Menurut Rama Zakaria, terdapat sekitar 50 spesies tanaman keras dari hutan Merapi, tanaman tersebut mulai diadaptasi ke Taman Kehati sejak 1,5 tahun lalu.
“Puluhan spesies itu hidup di hutan Merapi. Karena erupsi keberadaanya agak hilang. Kita aklimatisasi, ternyata bisa tumbuh di sini,” kata Rama Zakaria.
Di Taman Kehati juga terdapat 23 spesies anggrek, diantaranya Vanda Tricolor yang merupakan bunga eksotis Merapi. Anggrek tersebut juga nyaris punah karena erupsi. “Ini anggrek endemik Merapi, nyaris punah dan berhasil ditemukan oleh pak Musimin. Kini kami ikut membantu menyelematkan varian itu di sini,” jelas Rama pula.
Sedangkan untuk sejumlah tanaman keras dari Merapi, mulai ditanam di Taman Kehati sekitar 1,5 tahun lalu. Saat dibawa dari lereng Merapi, tinggi pohon baru sekitar 20 Cm. Beberapa diantaranya adalah pohon nyamplung, saputangan dan afrika, selain itu juga ada tanaman herbal.
Taman Kehati dibagi dalam beberapa zona, yakni zona spesies bambu, anggrek, tanaman keras, dan tanaman herbal. Rama menjelaskan, pengenalan keanekaragaman hayati sangat penting. Salah satu tujuanya untuk menumbuhkan kesadaran menjaga kehati, agar tidak terjadi biopiracy yakni kejahatan pencurian genetik hayati.
“Misal orang asing datang, ijin ambil hayati, spesies tertentu diteliti,dikembangkan lalu diklaim dipatenkan milik mereka,” tandas Rama. (Sit)
Sumber: KRJogja.com