Bank Sampah Rukun Santosa, Desa Karanglo, Kecamatan Polanharjo, Klaten, berhasil menciptakan lingkungan yang bersih, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menyulap sampah menjadi barang-barang bernilai ekonomi tinggi. Perputara uang dari kegiatan ekonomi Bank Sampah kini mencapai Rp 50 juta per bulan.
Direktur Bank Sampah Rukun Santosa, Sriyono, Kamis (03/05/2018) mengemukakan, dengan berdirinya bank sampah tersebut, kini warga Desa Karanglo telah sadar untuk menjaga kebersihan ligkungan, tidak membuang sampah sembarangan. Mereka mengumpulkan sampah dengan cara dipilah-pilah, selanjutnya di tampung di bank sampah desa setempat.
Selain telah menjadikan lingkungan desa tersebut menjadi bersih, bank sampah juga telah menciptakan lapagan kerja baru bagi sebagian warga , serta meningkatkan kesejahteraan mereka. Bank Sampah Rukun Santosa berhasil memproduksi barang-barang daur ulang sampah plastik. Antara lain baju, topi, berbagai jenis tas, gantungan kunci, bunga dan barang-barang lainya.
“Kami membuat tas untuk laptop, tas untuk santai, tas puggung, tas untuk paket sembako, dompet dan banyak macam lainya,”kata Sriyono.
Sriyono menjelaskan, kegiatan tersebut berawal dari keresahan petani karena banyaknya sampah yang mengganggu irigasi. Sehubugna hal itu, ia didukung oleh Kepala Desa Karanglo,Yudi Kusnandar membentuk komunitas pengelola sAmpah pada tahun 2013. Selanjutnya mendapat dukungan pelatihan maupun peralatan serta bangunan, dari Aqua Klaten, sehingga diresmikan menjadi bank sampah pada Maret 2015.
Stakeholder Relation Magaer Aqua Klaten, Rama Zakaria, didampingi Yuli mengemukakan,selain memberikan peralatan, pelatihan serta bangunan bank sampah dan kendaraan oeprasionl pemungut sampah, Aqua konsisten untuk terus mendampingi bank sampah, agar terus meningkatkan kesejahteraan warga, serta menjadi solusi kebersihan lingkungan.
Pihaknya juga akan berupaya sinergi dengan elemen lain, untuk mencarikan solusi kendala yang dihadapi bank sampah, yakni kesulitan endapatkan kawul. ‘Kami akan mencoba sinergi dengan sekolah mungkin, agar murid-murid kalau jajan sampah plastiknya bisa dimasukkan dalam satu wadah tertentu, sehingga nanti bisa didaur ulang di bank sampah,” kata Rama Zakaria.
Dalam meproduksi barang daur ulang sampah plastik tersebut, tidak terlepas dari peran Sri Ngatini, yang bertindak sebagai desainer, bendahara sekaligus sebagai tenaga marketing. Hingga saat ini produksi masih tergantung pada order dari para tamu yang melakukan kunjungan ke Bank sampah tersebut.
Pesanan datang dari berbagai daerah. Saat ini antara lain mendapat pesanan tas dari instansi di Semarang. Selain itu, Bupati Klaten Hj Sri Mulyani juga memesan tas untuk tempat sembako. (Sit)
Sumber: KRJogja.com